Kamis, 27 Februari 2014

SKRIPSI



Nama Kelompok : Rani Rahmadani
      Gusti Ayu Anggraini


JUDUL           :  KEMAPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG SUBORDINATIF
                          DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT SISWA KELAS VIII SMP
                          PGRI PEKANBARU 2010/2011
                  
OLEH              : ANITA YULIANA/066210987
TAHUN          : 2006


A.    Latar Belakang
      Komponen dalam Latar Belakang :
1.      Dasar Pemikiran
Bahasa adalah sebuah sistem lambang arbitrer yang digunakan masyarakat untuk bekerjasama, berintraksi dan mengidentifikasi diri sendiri. Bahasa memiliki komponen-komponen yang tersusun secara hirarkis yang meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Masing-masing komponen itu saling memberi arti, saling berhubungan dan menentukan ke mana arah tujuan atau topik. “ Bahasa merupakan suatu sistem komponen yang mempengaruhi simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badannya yang nyata” (Keraf, 1993:2).
Berkomunikasi secara tidak langsung dalam bahasa Indonesia disebut dengan bahasa ragam tulis, kesalahan atau keraguan dalam tulisan tersebut tidak dapat diprebaiki atau diralat pada saat itu, tetapi memerlukan waktu. Bahasa tulis didukung oleh ejaan dan tanda baca. Struktr kalmat, pemlhan kata, dan kata penghubung harus dapat memperjelas maksud dari penulisannya.
Tidak sedikit orang merasa kesulitan memahami maksud penulis karena bahasa yang digunakan tidak memperhatikan kaidah bahasa yang tepat, bahkan banyak pembaca yang salah memahami dan mendeskripsikan maksud dari penulis. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa salah satu kaidah harus di perhatikan, dalam bahasa ragam tulis yang perlu di perhatikan adalah penggunaan kata penghubung. Namun, dalam penggunaan bahasa Indonesia baik masyrakat maupun para pelajar kurang memperhatkan keharusan itu. Dan oleh karena itu, pemerintah bersaha meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa yang baik dan benar salah satunya adalah dengan cara menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh para pelajar melalui pendidikan SD, SMP atau SLTP, dan SMA atau SLTA.
Berdasarkan fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia memiliki fungsi yang strategis, berkaitan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah jalur formal pembinaan bahasa Indonesia, melalui jalan inilah pembinaan bahasa Indonesia, da[at dilaksanakan secara terprogram, dengan pengajaran bahasa Indonesia, upaya menciptakan siswa yang mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar ddan dapat dilaksanakan secara dini.
Sebagai bahasa yang telah ditetapkan menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar dalam proses pendidikan formal, kita wajib menguasi bahasa Indonesia, akan tetapi harus melalui pendidikan. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena baik secara idologis maupun secara teknis, sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan pembangunan bangsa. Manjunya suatu Negara ditentukan oleh majunya pendidikan Negara itu secndiri.
Dalam hal ini system pendidikan nasional dihapkan mampu menjamin peningkatan mutu serta relavansi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan zaman. Untuk itu perlu dilakukan pembaharuan dalam pendidikan secara terarah, teramcam dan berkesinambungan. Salah satunya melalui Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberikan.
Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP 2006 pada dasarnya mencakup empat aspek kemampuan yaitu 1) kemampuan mendengar, 2) berbicara, 3) membaca, dan 4) menulis. Keemapat aspek berbahasa ini telah digunakan disetiap jenjang pendidikan termasuk di SMP PGRI Pekanbaru, sehingga dengan standar kompetensi yang ditetapkan, diharapkan siswa mampu mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf. Sesuai dengan tujuan kompetensi. Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf eksposisi, untuk itu diperlukan usaha membina, mengembangkan, serta meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Khususnya mengenai pembelajaran penggunaan kata penghubung dalam kalimat.
2.      Gejala-gejala atau Fenomena yang Terjadi
Dalam penggunaan kata penghubung subbordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat di kalangan pelajar masih banyak ditemukan pemakaian bahasa Indonesia yang tidak sesui dengan kaidah. Hendaknya penggunaan kata penghubung di dalam kalimat tersebut harus segera diatasi, jika ingin pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Latar belakang ini yang mendorong penulis melaksanakan penelitian terhadap pemakaian kata penghubung. Hasil penelitian ini penulis mewujudkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Kemampuan Menggunakan Kata Penghubung Subordinatif dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Siswa Kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru 2010/2011.
3.      Alasan
Penulis memilih tempat penelitian di SMP PGRI Pekanbaru, dengan tiga alasan, pertama : penelitian ini belum pernah diteliti di SMP tersebut. Kedua: penulis alumni di sekolah tersebut tahun 2000. Ketiga: penelitian yang dilakukan oleh Dewi Marlina dilaksanakan di SMP Swasta di luar kota Pekanbaru, dengan ini penulis ingin mengetahui bagaimana hasil penelitian penggunaan kata penghubung SMP swasta di Pekanbaru khususnya di SMP PGRI Pekanbaru.
4.      Penelitian Relefan
Dalam hal ini penulis mengangkat judul skripsi yakni “Kemampuan Menggunakan Kata Penghubung Subordinatif dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Siswa Kelas VIII SMPN PGRI Pekanbaru 2010/2011”, dengan demikian status penelitian yang lakasanakan ini adalah penelitian lanjut, untuk menentukan penggunaan kata penghubung waktu, syarat, penyebab, tujuan, penjelas dan cara. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Marlina dapat dilihat dari segi tempat penelitian atau geografisnya, dan data yang diperoleh.
5.      Manfaat penelitian
Penelitian kemampuan menggunakan kata pengubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru 2010/2011 diharapkan bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan masuka untuk menyusun teori pengajara mengarang. Secara praktis, penelitian ini dapat diharapkan oleh guru dalam pengajaran mengarang di sekolah.
1.2 Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menggunakan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin penulis dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat.

1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian ini adalah mengenai masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan masalah untuk mendapatkan data tersebut, maka penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berkut:
1.      Teknik Observasi
Teknik observasi ini, dilakukan dengan cara mengamati langsung jumlah siswa keseluruhan di kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru guna mengumpulkan data dan mencatat data yang berhubungan dengan jumlah populasi dan sampel penelitian.
2.      Teknik Tes
Untuk mengempulkan data tentang kemampuan siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru, penulis menggunakan metode tes. Untuk kepentingan itu penulis mempersiapkan soal sebanyak 25 butir yang berisikan sebuah kalimat majemuk bertingkat. Masing-masing soal berisi pilihan ganda yang harus diisi oleh setiap siswa, dengan kata penghubung yang telah ditentukan, dan di setiap butir soal mempunyai jawaban dan bobot yang sama.
1.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisi deskripsi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.       Setelah tes dilakukan, maka penulis  memeriksa dan meneliti secara cermat setiap lembar jawaban siswa tersebut.
2.      Selanjutnya mengelompokkan hasil jawaban siswa sesuai dengan pokok pemersalahan penelitian dengan menggunakan rumus yang terdapat dalam penelitian SMP sebagai berikut:
NU = Nilai Pemerolehan %
            Skor Maksimal

Atau
NU = Nilai Pemerolehan X 100 %
         Jumlah Skor Maksimal

3.      Untuk menetukan nilai rata-rata skor kemampuan siswa dengan menggunakan rumus
NU= Jumlah Perolehan Siswa
            Jumlah Siswa

1.      Mempersentasekan jawaban yang benar guna mengetahui nilai rata-rata seluruh sampel dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dengan menggunakan rumus :

X=  X1-X2-X3-X
            N

Keterangan :
X : Rata-rata hitungan yang dicari

X1+X2+X3...Xn : Skor individu

N : Jumlah elompok skor individu

                                    (Nurgiyantoro,2000:59)

2.       Setelah tes dilaksanakan terhadap sampel penelitian, maka untuk mengukur dan mengklasifikasikan hasil kemampuan siswa dalam penggunaan kata penghubung subordinatif, kriteria penilaian bentuk kualitatif yang dimodifikasikan adalah lima langkah peringkat penafsiran.
TABEL 2 PEDOMAN PENILAIAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG SUBORDINATIF DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT SISWA KELAS VIII SMP PGRI PEKANBARU

No
Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
1
85-100
A : Baik Sekali
2
71-85
B : Baik
3
55-71
C : Cukup
4
41-55
D : Kurang
5
<40
E : Sangat kurang

1.6  Analisis Data
            Pada bagian ini penulis menganalisis data yang telah dideskripsikan . Penganalisisan dana ini penulis lakukan secara berurutan sesuai dengan urutan nilai kuantitatif. Analisis hasil deskripsi data tentang nilai kemampuan menggunakan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII diurutkan dengan rentang rentang tertinggi 86-100 yang terendah <40. Data yang diteliti sebanyak 98 siswa yang sampelnya separuh jumlah siswa kalas VIII SMP PGRI Pekanbaru.

TABEL 8 KEMAMPUAN RATA-RATA SISWA KELAS VIII A DALAM MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG SUBORDINATIF DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT

No
Nama Siswa VIII A
Jumlah Soal yang Benar
Nilai Kuantitatif
Nilai Kualitatif
1
Wulan
22
88
Baik sekali
2
Lilies Suhaimi
21
84
Baik
3
Raju Rahwana
23
92
Baik Sekali
4
Sintia Laras
16
64
Cukup
5
Riska Meilani
21
84
Baik
6
Melly Irina
17
68
Cukup
7
Zuraida
17
68
Cukup
8
Yutti Oktaviani
19
76
Baik
9
Jenny Natasya
20
80
Baik
10
Sri Rahmadani
19
76
Baik
11
Vici Sri Wahyuni
18
72
Baik

            






Tabel 8 (SAMBUNGAN)
12
18
72
Baik
13
21
84
Baik
14
20
80
Baik
15
19
76
Baik
16
20
80
Baik
17
18
72
Baik
18
19
76
Baik

Jumlah



Berdasarkan  tabel 8 diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
(1)   Hasil nilai siswa kelas VIII A secara kuantitatif dirinci sebagai berikut :
a.       2 siswa memperoleh nilai 86-100
b.      13 siswa memperoleh nilai 71 -85
c.       3 siswa memperoleh nilai 56-700
d.      0 siswa yang memperoleh nilai 41-55
e.       0 siswa yang memperoleh nilai< <40
(2)   Hasil tes siswa kelas VIII A secara kualitatif dirinci sebagai berikut :
a.       Kategori A : baik sekali dicapai oleh 2 siswa
b.      Kategori B : baik dicapai oleh 13 siswa
c.       Kategori C : cukup dicapai oleh 3 siswa
d.      Kategori D : kurang tidak ada
e.       Kategori E : sangat kurang tidak ada
Jadi, kemampuan menggunakan kata penghubung  subordinatif siswa kelas VIII  A SMP PGRI berjumlah 18 siswa dengan jumlah nilai 1.392.






TABEL 9 KLASIFIKASI PENILAIAN SISWA KELAS VIII A SMP PGRI
No
Klasifikasi Kemampuan
Jumlah Siswa
Persentase
1
Baik Sekali
2
11,11 %
2
Baik
13
72,22 %
3
Cukup
3
16,22 %
4
Kurang
0
0,00
5
Sangat Kurang
0
0,00

Jumlah
18
100 %







Kesimpulan
Dari deskripsi data bahwa kemampuan siswa kelas VIII A dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat diperoleh 2 siswa (11,11%) berkategori baik sekali, 13 siswa (72,22%) berkategori baik, 3 siswa (16,22%) berkategori cukup, jadi kemampuan siswa VIII A dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 77,33 berkategori baik dan dapat diterima.
            Kemampuan siswa kelas VIII B dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat diperoleh 2 siswa (10%) barkategori baik sekali, 9 siswa (45%) berkategori kurang, jadi kemampuan siswa kelas VIII A dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 69,2 berkategori cukup dan tidak dapat diterima.
            Kemampuan siswa kelas VIII C dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat diperoleh 6 siswa (31,57 %) berkategori cukup. Jadi kemampuan siswa kelas VIII C dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 76,21 berkategori bik dan dapat diterima.
            Kemampuan siswa kelas VIII D dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat diperoleh 4 siswa (20%) berkategori baik, 3 siswa (15 %) berkategori cukup, 2 siswa (10 %) berkategori kurang, jadi kemampuan siswa kelas VIII D dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 74 berkategori baik dan dapat di terima.
            Kemampuan siswa kelas VIII E dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat diperoleh 4 siswa ( 14,28) berkategori baik sekali, 12 siswa (57,14 %) berkategori baik, 4 siswa (23,80 %) berkategori cukup, 1 siswa (4, 76 %) berkategori kurang, jadi kemampuan siswa kelas VIII E dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 74,28 berkategori baik.
            Jadi, secara keseluruhan dari 98 siswa kelas VIII A, kelas VIII B, kelas VIII C, keals VIII D, kelas VIII E SMP PGRI Pekanbaru dengan jumlah 7264 dengan rata-rata 74,12 berkategori baik. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata di atas, bahwa hipotesis kemampuan menggunakan kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru, berkategori baik dan dapat diterima.