Nama
Kelompok : Rani Rahmadani
Gusti Ayu
Anggraini
JUDUL : KEMAPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG
SUBORDINATIF
DALAM
KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT SISWA KELAS VIII SMP
PGRI PEKANBARU
2010/2011
OLEH : ANITA YULIANA/066210987
TAHUN : 2006
A. Latar
Belakang
Komponen dalam Latar Belakang :
1. Dasar
Pemikiran
Bahasa adalah sebuah sistem lambang
arbitrer yang digunakan masyarakat untuk bekerjasama, berintraksi dan
mengidentifikasi diri sendiri. Bahasa memiliki komponen-komponen yang tersusun
secara hirarkis yang meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Masing-masing komponen itu saling memberi arti, saling berhubungan dan
menentukan ke mana arah tujuan atau topik. “ Bahasa merupakan suatu sistem
komponen yang mempengaruhi simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badannya yang nyata” (Keraf,
1993:2).
Berkomunikasi
secara tidak langsung dalam bahasa Indonesia disebut dengan bahasa ragam tulis,
kesalahan atau keraguan dalam tulisan tersebut tidak dapat diprebaiki atau
diralat pada saat itu, tetapi memerlukan waktu. Bahasa tulis didukung oleh
ejaan dan tanda baca. Struktr kalmat, pemlhan kata, dan kata penghubung harus
dapat memperjelas maksud dari penulisannya.
Tidak sedikit orang merasa kesulitan
memahami maksud penulis karena bahasa yang digunakan tidak memperhatikan kaidah
bahasa yang tepat, bahkan banyak pembaca yang salah memahami dan
mendeskripsikan maksud dari penulis. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa salah
satu kaidah harus di perhatikan, dalam bahasa ragam tulis yang perlu di
perhatikan adalah penggunaan kata penghubung. Namun, dalam penggunaan bahasa
Indonesia baik masyrakat maupun para pelajar kurang memperhatkan keharusan itu.
Dan oleh karena itu, pemerintah bersaha meningkatkan kemampuan siswa dalam
berbahasa yang baik dan benar salah satunya adalah dengan cara menjadikan
bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh
para pelajar melalui pendidikan SD, SMP atau SLTP, dan SMA atau SLTA.
Berdasarkan fungsi mata pelajaran bahasa
Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia memiliki fungsi yang strategis,
berkaitan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara. Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah jalur formal pembinaan
bahasa Indonesia, melalui jalan inilah pembinaan bahasa Indonesia, da[at dilaksanakan
secara terprogram, dengan pengajaran bahasa Indonesia, upaya menciptakan siswa
yang mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar ddan dapat dilaksanakan
secara dini.
Sebagai bahasa yang telah ditetapkan
menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar dalam proses pendidikan formal,
kita wajib menguasi bahasa Indonesia, akan tetapi harus melalui pendidikan.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena baik secara
idologis maupun secara teknis, sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan
pembangunan bangsa. Manjunya suatu Negara ditentukan oleh majunya pendidikan
Negara itu secndiri.
Dalam hal ini system pendidikan nasional
dihapkan mampu menjamin peningkatan mutu serta relavansi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan zaman. Untuk itu perlu
dilakukan pembaharuan dalam pendidikan secara terarah, teramcam dan
berkesinambungan. Salah satunya melalui Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang diberikan.
Pelaksanaan Pembelajaran bahasa
Indonesia berdasarkan KTSP 2006 pada dasarnya mencakup empat aspek kemampuan
yaitu 1) kemampuan mendengar, 2) berbicara, 3) membaca, dan 4) menulis.
Keemapat aspek berbahasa ini telah digunakan disetiap jenjang pendidikan
termasuk di SMP PGRI Pekanbaru, sehingga dengan standar kompetensi yang
ditetapkan, diharapkan siswa mampu mengungkapkan informasi dalam berbagai
bentuk paragraf. Sesuai dengan tujuan kompetensi. Menulis gagasan secara logis
dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf eksposisi, untuk itu diperlukan
usaha membina, mengembangkan, serta meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Khususnya mengenai pembelajaran penggunaan kata
penghubung dalam kalimat.
2.
Gejala-gejala atau Fenomena yang
Terjadi
Dalam penggunaan kata penghubung
subbordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat di kalangan pelajar masih banyak
ditemukan pemakaian bahasa Indonesia yang tidak sesui dengan kaidah. Hendaknya
penggunaan kata penghubung di dalam kalimat tersebut harus segera diatasi, jika
ingin pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Latar belakang ini yang
mendorong penulis melaksanakan penelitian terhadap pemakaian kata penghubung.
Hasil penelitian ini penulis mewujudkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “
Kemampuan Menggunakan Kata Penghubung Subordinatif dalam Kalimat Majemuk
Bertingkat Siswa Kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru 2010/2011.
3.
Alasan
Penulis memilih tempat penelitian di SMP
PGRI Pekanbaru, dengan tiga alasan, pertama : penelitian ini belum pernah
diteliti di SMP tersebut. Kedua: penulis alumni di sekolah tersebut tahun 2000.
Ketiga: penelitian yang dilakukan oleh Dewi Marlina dilaksanakan di SMP Swasta
di luar kota Pekanbaru, dengan ini penulis ingin mengetahui bagaimana hasil
penelitian penggunaan kata penghubung SMP swasta di Pekanbaru khususnya di SMP
PGRI Pekanbaru.
4.
Penelitian
Relefan
Dalam
hal ini penulis mengangkat judul skripsi yakni “Kemampuan Menggunakan Kata
Penghubung Subordinatif dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Siswa Kelas VIII SMPN
PGRI Pekanbaru 2010/2011”, dengan demikian status penelitian yang lakasanakan
ini adalah penelitian lanjut, untuk menentukan penggunaan kata penghubung
waktu, syarat, penyebab, tujuan, penjelas dan cara. Perbedaan penelitian yang
penulis lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Marlina dapat
dilihat dari segi tempat penelitian atau geografisnya, dan data yang diperoleh.
5.
Manfaat
penelitian
Penelitian
kemampuan menggunakan kata pengubung subordinatif dalam kalimat majemuk
bertingkat siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru 2010/2011 diharapkan bermanfaat,
baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat
memberikan masuka untuk menyusun teori pengajara mengarang. Secara praktis,
penelitian ini dapat diharapkan oleh guru dalam pengajaran mengarang di
sekolah.
1.2 Masalah
Masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menggunakan kata penghubung
subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII SMP PGRI
Pekanbaru ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin penulis dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kemampuan siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru dalam penggunaan kata penghubung
subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat.
1.4 Teknik Pengumpulan
Data
Teknik
penelitian ini adalah mengenai masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian
ini, diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan masalah untuk mendapatkan
data tersebut, maka penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai
berkut:
1. Teknik
Observasi
Teknik
observasi ini, dilakukan dengan cara mengamati langsung jumlah siswa
keseluruhan di kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru guna mengumpulkan data dan
mencatat data yang berhubungan dengan jumlah populasi dan sampel penelitian.
2. Teknik
Tes
Untuk
mengempulkan data tentang kemampuan siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru,
penulis menggunakan metode tes. Untuk kepentingan itu penulis mempersiapkan
soal sebanyak 25 butir yang berisikan sebuah kalimat majemuk bertingkat.
Masing-masing soal berisi pilihan ganda yang harus diisi oleh setiap siswa,
dengan kata penghubung yang telah ditentukan, dan di setiap butir soal
mempunyai jawaban dan bobot yang sama.
1.5 Teknik Analisis
Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik analisi deskripsi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Setelah tes dilakukan, maka penulis memeriksa dan meneliti secara cermat setiap
lembar jawaban siswa tersebut.
2.
Selanjutnya
mengelompokkan hasil jawaban siswa sesuai dengan pokok pemersalahan penelitian
dengan menggunakan rumus yang terdapat dalam penelitian SMP sebagai berikut:
NU = Nilai
Pemerolehan %
Skor Maksimal
Atau
NU = Nilai Pemerolehan
X 100 %
Jumlah Skor Maksimal
3. Untuk menetukan nilai rata-rata skor kemampuan siswa
dengan menggunakan rumus
NU= Jumlah Perolehan Siswa
Jumlah
Siswa
1. Mempersentasekan jawaban yang benar guna mengetahui nilai
rata-rata seluruh sampel dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dengan
menggunakan rumus :
X= X1-X2-X3-X
N
Keterangan :
X : Rata-rata hitungan yang dicari
X1+X2+X3...Xn : Skor individu
N : Jumlah elompok skor individu
(Nurgiyantoro,2000:59)
2.
Setelah tes dilaksanakan terhadap sampel
penelitian, maka untuk mengukur dan mengklasifikasikan hasil kemampuan siswa
dalam penggunaan kata penghubung subordinatif, kriteria penilaian bentuk
kualitatif yang dimodifikasikan adalah lima langkah peringkat penafsiran.
TABEL 2 PEDOMAN PENILAIAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN KATA
PENGHUBUNG SUBORDINATIF DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT SISWA KELAS VIII SMP
PGRI PEKANBARU
No
|
Penilaian Kuantitatif
|
Penilaian Kualitatif
|
1
|
85-100
|
A : Baik Sekali
|
2
|
71-85
|
B : Baik
|
3
|
55-71
|
C : Cukup
|
4
|
41-55
|
D : Kurang
|
5
|
<40
|
E : Sangat kurang
|
1.6 Analisis Data
Pada
bagian ini penulis menganalisis data yang telah dideskripsikan . Penganalisisan
dana ini penulis lakukan secara berurutan sesuai dengan urutan nilai
kuantitatif. Analisis hasil deskripsi data tentang nilai kemampuan menggunakan
kata penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII
diurutkan dengan rentang rentang tertinggi 86-100 yang terendah <40. Data
yang diteliti sebanyak 98 siswa yang sampelnya separuh jumlah siswa kalas VIII
SMP PGRI Pekanbaru.
TABEL 8 KEMAMPUAN RATA-RATA SISWA KELAS VIII A
DALAM MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG SUBORDINATIF DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
No
|
Nama Siswa VIII A
|
Jumlah Soal yang Benar
|
Nilai Kuantitatif
|
Nilai Kualitatif
|
1
|
Wulan
|
22
|
88
|
Baik sekali
|
2
|
Lilies Suhaimi
|
21
|
84
|
Baik
|
3
|
Raju Rahwana
|
23
|
92
|
Baik Sekali
|
4
|
Sintia Laras
|
16
|
64
|
Cukup
|
5
|
Riska Meilani
|
21
|
84
|
Baik
|
6
|
Melly Irina
|
17
|
68
|
Cukup
|
7
|
Zuraida
|
17
|
68
|
Cukup
|
8
|
Yutti Oktaviani
|
19
|
76
|
Baik
|
9
|
Jenny Natasya
|
20
|
80
|
Baik
|
10
|
Sri Rahmadani
|
19
|
76
|
Baik
|
11
|
Vici Sri Wahyuni
|
18
|
72
|
Baik
|
Tabel 8 (SAMBUNGAN)
12
|
18
|
72
|
Baik
|
13
|
21
|
84
|
Baik
|
14
|
20
|
80
|
Baik
|
15
|
19
|
76
|
Baik
|
16
|
20
|
80
|
Baik
|
17
|
18
|
72
|
Baik
|
18
|
19
|
76
|
Baik
|
|
Jumlah
|
|
|
Berdasarkan
tabel 8 diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
(1)
Hasil
nilai siswa kelas VIII A secara kuantitatif dirinci sebagai berikut :
a.
2 siswa
memperoleh nilai 86-100
b.
13 siswa
memperoleh nilai 71 -85
c.
3 siswa
memperoleh nilai 56-700
d.
0 siswa
yang memperoleh nilai 41-55
e.
0 siswa
yang memperoleh nilai< <40
(2)
Hasil
tes siswa kelas VIII A secara kualitatif dirinci sebagai berikut :
a.
Kategori
A : baik sekali dicapai oleh 2 siswa
b.
Kategori
B : baik dicapai oleh 13 siswa
c.
Kategori
C : cukup dicapai oleh 3 siswa
d.
Kategori
D : kurang tidak ada
e.
Kategori
E : sangat kurang tidak ada
Jadi, kemampuan
menggunakan kata penghubung subordinatif
siswa kelas VIII A SMP PGRI berjumlah 18
siswa dengan jumlah nilai 1.392.
TABEL 9 KLASIFIKASI PENILAIAN SISWA KELAS VIII
A SMP PGRI
No
|
Klasifikasi Kemampuan
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
|
1
|
Baik Sekali
|
2
|
11,11 %
|
|
2
|
Baik
|
13
|
72,22 %
|
|
3
|
Cukup
|
3
|
16,22 %
|
|
4
|
Kurang
|
0
|
0,00
|
|
5
|
Sangat Kurang
|
0
|
0,00
|
|
|
Jumlah
|
18
|
100 %
|
|
Kesimpulan
Dari deskripsi data bahwa kemampuan siswa
kelas VIII A dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat
majemuk bertingkat diperoleh 2 siswa (11,11%) berkategori baik sekali, 13 siswa (72,22%) berkategori baik, 3 siswa (16,22%) berkategori cukup, jadi kemampuan siswa VIII A dalam penggunaan kata penghubung
subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 77,33
berkategori baik dan dapat diterima.
Kemampuan
siswa kelas VIII B dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat
majemuk bertingkat diperoleh 2 siswa (10%) barkategori baik sekali, 9 siswa (45%) berkategori kurang, jadi kemampuan siswa kelas VIII A dalam penggunaan kata
penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 69,2
berkategori cukup dan tidak dapat diterima.
Kemampuan
siswa kelas VIII C dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat
majemuk bertingkat diperoleh 6 siswa (31,57 %) berkategori cukup. Jadi kemampuan siswa kelas VIII C dalam penggunaan kata
penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 76,21
berkategori bik dan dapat diterima.
Kemampuan
siswa kelas VIII D dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat
majemuk bertingkat diperoleh 4 siswa (20%) berkategori baik, 3 siswa (15 %) berkategori cukup, 2 siswa (10 %) berkategori kurang, jadi kemampuan siswa kelas VIII D dalam penggunaan kata
penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 74
berkategori baik dan dapat di terima.
Kemampuan
siswa kelas VIII E dalam penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat
majemuk bertingkat diperoleh 4 siswa ( 14,28) berkategori baik sekali, 12 siswa (57,14 %) berkategori baik, 4 siswa (23,80 %) berkategori cukup, 1 siswa (4, 76 %) berkategori kurang, jadi kemampuan siswa kelas VIII E dalam penggunaan kata
penghubung subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat dengan rata-rata 74,28
berkategori baik.
Jadi,
secara keseluruhan dari 98 siswa kelas VIII A, kelas VIII B, kelas VIII C,
keals VIII D, kelas VIII E SMP PGRI Pekanbaru dengan jumlah 7264 dengan
rata-rata 74,12 berkategori baik. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata di
atas, bahwa hipotesis kemampuan menggunakan kata penghubung subordinatif dalam
kalimat majemuk bertingkat siswa kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru, berkategori
baik dan dapat diterima.