"Hidup
itu bermakna" begitulah kutipan yang membekas di lumbung ingatanku.
Tiga kata yang singkat, jelas namun mengusik jiwa. Kata-kata ini
kutemukan ketika proses pembelajaran berlangsung tepatnya saat mata kuliah
Semantik Bahasa Indonesia yang di bimbing oleh Ibu Roziah, S.Pd,.M.A. saat Ibu
Ozi menjelaskan 5 kaidah dalam Semantik. Semantik itu merupakan cabang Ilmu
bahasa yang mengakaji tentang makna kata. Kata-kata yang terdiri dari beberapa
kumpulan huruf pun memiliki makna, apalagi kehidupan tentulah jauh lebih
bermakna.
"Hidup Itu
Bermakna" 3 tersebut membuat kita merenung sejenak....Apakah hidup Kita
telah bermakna? Makna hidup akan kita
temukan ketika kita sedang menyeduh kopi hangat yang diberi gula, Apakah
rasannya? tentu akan terasa nikmat, dan wajah kita tampak rileks saat
menyeduhnya. Namun bagaimana ketika kopi tersebut kita seduh tanpa
memberi gula sedikitpun...pasti akan terasa kedok dari kopi tersebut...Pahit dan tak senikmat kopi yang diberi gula. Tahukah anda kenikmatan sejati
adalah ketika kita meyeduh kopi pahit tanpa gula...karena kita pernah
mencobanya dan berusaha melatih lidah untuk menerima rasa pahit tersebut. Jangan
terlalu bergantung kepada gula, untuk memanjakan lidah Anda....Sesekali
latihlah lidah anda untuk senam dengan meneguk kopi pahit....Awalnya memang
akan terasa pahit..dan akan bertambah 2 x lipat pahit bila kita tak meminumnya
dengan "KEIKHLASAN"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar