Nama : Gusti Ayu Anggraini
NIM :116211757
Mata Kuliah : Semantik Bahasa Indonesia
Tugas : Analisis Gaya Bahasa Pada Puisi "Derai-derai Cemara" karya Chairul Anwar
Puisi Derai-derai Cemara karya Chairil
Anwar
"Derai-derai cemara"
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda-nunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta dan sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda-nunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta dan sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Analisis Gaya Bahasa Pada Puisi
Chairil Anwar “Derai-derai Cemara”
Gaya
bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa secara
khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Dengan melihat gaya
bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam menulis puisi, kita akan dapat
melihat kepribadian, watak, dan kemampuan pengarang puisi tersebut.
Setiap pengarang biasanya mempunyai gaya bahasa sendiri. Hal ini sesuai dengan sifat dan
kegemaran masing-masing pengarang. Pengarang mengguanakan gaya bahasa yang
bermacam-macam untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Pemilihan gaya
bahasa bergantung pada situasi dan isi pesan yang akan disapaikan kepada
pembacanya.
Analisis gaya bahasa pada bait
puisi “Derai-derai Cmara”
Pada bait puisi “Cemara
menderai sampai jauh”, menunjukan bahwa terdapat gaya bahasa simbolik yang
melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud. Dalam kalimat ini menyatakan jelas bahwa penulislah yang mengalami gejolak
batik pada dirinya. Namun, apabila bait tersebut digabungkan dengan bait
selanjutnya “terasa hari akan jadi malam”, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat majas satire yang merupakan gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung
kritik atas kelemahan manusia agar terjadi kebaikan dan tidak jarang satire
muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk
berbenah diri.
................
Cemara
menderai sampai jauh
Tersa
hari akan jadi malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar