Guruku...ini caraku untuk mengenang
kepergianmu. Tulisan ini menjadi bukti bahwa engkau pernah hadir di dunia ini,
dan membantuku untuk mengenal Alif, Ba, Ta...dan kini, Aku mendapatkan sinergi
positif dari Alif, Ba, Ta tersebut.
Ketika itu Aku masih berusia 6 tahun. Ibu
sangat antusias mecarikan seorang guru ngaji yang mahir menbaca Alquran. Bukan
Ibu tak bisa membaca Alquran, hanya saja Ibu
menginginkan Aku di ajar oleh seorang yang kompeten dalam membaca
Alquran...dan Ibu merasa bahwa Aku membutuhkan seorang guru ngaji yang bisa
membinaku untuk membaca kalam Allah itu. Saat itu Aku tak tertarik untuk
belajar mengaji apalagi guru mengajinya adalah tetanggaku, dan tak ada teman
seusiaku disana. Terbayang dibenakku betapa tegangnya suasana mengaji untuk
tahap pemula seperti Ku. Dengan segenap
upaya Ibu membujukku agar Aku mau mengaji, namun Aku tetap menggelengkan kepala
sebagai petanda bahwa Aku tak ingin mengaji. Ibu tak patah arang, Ia tetap
membujukku dengan kelembutan dan memberikanku pengertian yang membuatku
menganggukan kepala untuk mengatakan “Ya, Bu”. Aku menerima perintah Ibu untuk
mengaji setengah hati. Keesokan harinya, Ku lihat di meja ruang tamu tergeletak
sebuah buku berisi tulisan arab yang sangat bervariasi bentuknya. Lalu Ibu
menghampiriku...dan mengatakan “Itu namanya buku Iqro’ Yu...”
Aku pun sangat tertarik pada buku itu. Kemudian
keesokan harinya Aku pergi di temani Ibu
untuk mengaji....Uppss ini yang perdana. Kulihat “Ia”....siapa “Ia” ???
Ia adalah guru mengajiku. Aku biasa menyapanya dengan sebutan “wawak”. Perasaan takut, deg-degkan...semuanya
jadi satu. Aku pun duduk tepat di hadapannya dengan kaki bersila, Ku buka buku
Iqro’ pemberian Ibu tepat pada halaman pertama....Aku sedikit mencuri-curi
pandangan, ku lihat Ibu perlahan pergi meninggalkanku...hhhahh... mungkin Ibu
tak ingin membuyarkan konsentrasiku.
Kita mulai ngajinya ya! “Ayo baca basmallah”
ujarnya....Aku pun membaca Basmallah....dan Ia mulai mengajariku untuk mengenal
Alif, Ba, Ta. Ayu, ikutin uwak ya ! Aku menganggukkan kepala. Alif, Ba,
Ta....Ayo coba ulangi ! ujarnya. Aku pun mengulangi apa yang uwak itu katakan “Alif, Ba, Ta...,Ujarku”. setelah itu dia
mencoba mengenalkanku secara mendetail Alif, Ba, Ta itu. Coba perhatikan ya yu,
“ini Alif, dia tegak lurus dan kokoh
dan ini Ba, agak melengkung sepeti
perahu, mempunyai satu titik tepat di
bawah badannya, nah yang ini Ta...sama seperti perahu namun, Ta memiliki titik
dua tepat di atas badan perahunya”. Betapa bahagianya Aku, telah mengenal tiga
huruf arab yang tadinya sangat asing
bagiku. Seiring waktupun Aku terus mengaji hingga akhirnya Aku bisa fasih
membaca Alquran. Berawal dari Alif, Ba, Ta.....kini Aku dapat melantunkan kalam
ilahi. Berawal dari Alif, Ba, Ta membuatku tertarik untuk mencari makna kalam
ilahi. Berawal dari Alif, Ba, Ta....Aku menyadari betapa indahnya hidup dalam
pentunjuk kalam ilahi.
Seiring pertambahan usia, tentu saja Aku merasa
takjub dengan Alif, Ba, Ta itu. Berawal dari tiga huruf itu....Aku memperjelas
identitas keislaman. Wah, kenapa Aku menyebutnya memperjelas identitas??? Ya,
iyalah memperjelas identitas, secara kitab suci ane Alquran...bile tak bisa
bace berarti ane bukan orang islam. Bukankah Alquran itu kitab suci umat
islam....ye tak? Ape isinya Alquran ??? Alquran
itu berisi tentang firman-firman Allah Swt. Jelas ke? Hhhhah hanya bermula dari Alif, Ba, Ta kini
Aku menemukan banyak makna dari setiap Ayatnya. Ntah bagaimana jadinya bila Aku bersikukuh mempertahankan
Argumen untuk tak mau belajar mengaji.
Terimakasih wak, telah membimbing Ayu untuk
belajar mengaji....semoga itu akan menjadi amal jariah....yang tak kunjung
putus. Amin Ya Allah....mungkin wak
telah tiada dan kini hanya menyisakan sebuah nama. Namun Alif, Ba, Ta itu, akan
selau terkenang...selamat jalan guru Alif, Ba, Ta Ku Semoga engkau tenang di
sisiNya dan di tempatkan bersama kekasih Allah di jannahnya. Amin Yarabbal
Alamin. L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar